Latest News
joko hendarto universitas hasanuddin dokter malaria

Benarkah Anda Mahasiswa Kedokteran UNHAS?


Saya ingin membuat semacam tes kecil untuk mengetahui seberapa bagus ingatan kawan-kawan saat sekolah dulu. Terutama sekitar angkatan saya keatas dan sedikit kebawah. Saya angkatan '98.

Nah, saya kira semua pernah masuk Radiologi bukan. Ingat tidak ada seorang dosen senior yang pintar sekali tapi selalu membuat kita dumba'-dumba'. Berharap pekan itu bukan beliau yang menemani ujian foto dan berharap ujian akhir tidak dengan beliau.

Beliau tidak pernah marah yang sangat keras, tapi mungkin sangat alergi saat ketemu koas-koas yang agak sedikit telmi a.k.a telat mikir. Pernah dengar kisah seperti ini.

Di suatu siang, saat ujian radiologi yang menegangkan. Akhirnya supervisor pengujii menyerah. Tak satu pun jawaban sang koas yang malang itu yang menurutnya benar. Mimiknya menunjukkan ekspresi kurang bahagia. Akhirnya beliau bertanya lagi dengan nada datar.

"Tahu gedung apa yang paling tinggi di UNHAS?"
"Iya dok, Rektorat."
"Berapa lantai?"
"Delapan dok"
"Kau pintar pale'. Begini saja coba kau ke rektorat. Naik ke lantainya yang paling tinggi. "

Wah si koas kepikiran, apa pun yang disuruh beliau akan saya lakukan yang penting lulus. Jangankan naik rektorat lantai 8, ke puncak monumen mandala pun saya akan naiki. Lalu si dokter melanjutkan.

"Nah tahu tidak seandainya kau saya suruh lompat dari lantai 8, kira-kira yang terjadi?"
"Mati dok"
"Kayaknya tidak, malah kalau sampai di bawah dan kepalamu duluan bunyinya akan nyaring, tiiiiiiing, saking tidak adanya isinya."
Si koas pun terdiam tak mampu berkata apa-apa.
"Sudah belajar lagi untuk ujian berikutnya"

Hahahaha. Callana ini dokter kah. Dan itu dilakukan dengan ekspresi datar. Ayo siapa yang beruntung pernah ujian dengan beliau, ngacung? Pertanyaan berikutnya siapakah beliau? Salah satu guru kita yang hebat dengan cara memotivasi yang lucu dan satire. Tapi soal mengajar, beliau sangat perfeksionis mengajar sampai detail, tak akan membiarkan mahasiswanya tidak tahu. Tapi itu deh kalau ujian.

Kali lain ada yang ujian lagi dengan beliau, tapi masalahnya sama, agak gagap juga menjawab. Beberapa pertanyaan tidak bisa dijawabnya dengan baik. Sang dokter mungkin sudah mulai jengkel lalu mengajukan pertanyaan yang lain.

"Kau tahu NASA?
"Iye' dok, lembaga penerbangan antariksa Amerika"
"Kau pintar pale' "

Si koas mulai semangat kembali. Dipuji, pasti mood sang penguji sudah mulai kembali lagi ini. Prognosis baik nampaknya ujiannya kali ini.

"Jadi begini, kau bisa cari jadwal penerbangan luar angkasa NASA yang paling dekat?"
"Iye' dok, tapi tabe' untuk apa?"

Disuruh nyari jadwal penerbangan NASA, si koas pun bingung. Apa saya disuruh cari jurnal atau literatur yang terkait aplikasi ilmu dan teknologi radiologi di luar angkasa ya.

"Hmmm, begini, saya suruhko cari jadwal penerbangannya NASA supaya pas harinya kau datang kesana. Kau ikatkan dirimu di roket yang akan di luncurkan ke luar angkasa, supaya berkurang satu orang bodoh di bumi. Sudah kau belajar lagi, minggu depan kita ujian"

Saya kira bisa dibayangkan mimik dan ekspresi sang koas yang sedang ujian itu. Tapi katanya setelah ujian tidak jadi sedih, malah jadi ngakak hebat. Saya pun mendengar ulang cerita ini dari seorang senior, jadi sakit perut, tak bisa berhenti ketawa.

Dulu mungkin yang mau ujian sama beliau pasti insomnia dan nafsu makannya hilang, khawatir dicallai habis kalau tidak bisa menjawab. Belajar habis-habisan. Tapi setelah ujian mau lulus atau tidak, kita akan selalu terbahak-bahak mendengar cerita setiap yang ujian dengan beliau.

Pertanyaan tentang siapa guru kita ini ingin saya tinggal hingga akhir. Yang bisa menjawab nanti ditraktir di Mak Lia. Saya kurang tahu apa beliau masih ada ya. Pokoknya kita beruntung pernah punya guru seperti beliau.

Banyak cerita lucu yang pernah terjadi saat kita koas ya. Sempat ada yang ingin berbagi dengan kita.