Latest News
joko hendarto universitas hasanuddin dokter malaria

Proud of You Dokter Husni


“Baja terbaik ditempa dengan bara api yang paling panas”

Saya suka “quote” yang dikutip oleh dokter Husni Mubarak Zainal dalam kelas inspirasi kali ini. Bayangkan seorang dokter muda, bujang, ganteng tapi memilih berjibaku menolong pasien-pasien di tengah keterbatasan di Malawi, Sudan Selatan, Kenya, Liberia, Sierra Leone dan Pakistan. Beberapa diantaranya saya tidak tahu letaknya dalam peta.

Ratusan pasien bahkan bisa seribuan setiap hari, kadang cuma dia dokter disana. Persediaan obat terbatas. Fasilitas tidak ada. Pasien HIV AIDS, malaria, ebola belum lagi korban konflik. Katanya kematian menjadi sangat akrab, dan hampir pasti dia temukan setiap harinya. Lebih mudah menemukan orang mati daripada yang bisa ditolong.

“Tapi setidaknya, jika pun saya tidak bisa menyembuhkan mereka. Setidaknya saya bisa membuat mereka meninggal sebagai manusia. Pernah mendapatkan perawatan seorang dokter”

Ah menggetarkan sekali ini bagi saya. Punyakah kita keberanian dan ketegaran serupa yang dia punya? Darimana semua itu berasal?

Menarik saat dia mengatakan, dia pernah juga PTT. Sebuah hidup yang nyaman dan tenang. Datang pagi, pulang sore. Tapi betapa hidup lama-lama terasa datar. Dia jadi merindukan kehidupan mahasiswa saat dimana dia jadi tim medis, jadi relawan bencana, jadi panitia baksos.

Dia merindukan kehidupan penuh warna dan tantangan, hingga akhirnya dia mendaftar sebagai relawan MSF, dokter tanpa batas. Mengapa bagian ini terasa menarik saat dia menarik garis kehidupannya sekarang jauh ke belakang ke masa mahasiswanya.

Ya, saat mahasiswalah mungkin sebagian karakter, keberanian, ketegaran itu ditempa. Selain belajar, dia juga aktif di beberapa organisasi seperti HMI, TBM, kawah yang meluaskan sensitifitas dan empatinya pada kehidupan dan kemanusiaan. Dari kuliah dan buku, kita bisa dapat ilmu pengetahuan, tapi pengalaman-pengalaman kehidupan seperti itu didapatkan justeru diluar sana.

Pesannya bagi adik-adik mahasiswa, jangan menghabiskan waktumu di kampus, di sekolah-sekolah kedokteran tanpa sempat tersentuh aktifitas kemahasiswaan yang baik. Di sanalah karakter kemanusiaan itu juga dibangun, seperti dokter Husni ini.

Terima kasih banyak dokter Husni, sangat inspiratif sekali. Saya sengaja agak terlambat masuk lab hari ini demi menonton streaming acara ini lewat Youtube. Semoga semakin banyak generasi di belakang yang mengikuti jejakmu. Mengabdi pada kemanusiaan tanpa batas-batas primordial, tanpa batas-batas geografi.

Salam untuk semuanya. Tetap semangat mengabdi, demi persaudaraan, demi kemanusiaan ya, karena hidup hanya menafasi kita sekali saja.

(Kanazawa 210116)