Latest News
joko hendarto universitas hasanuddin dokter malaria

"Betsu-betsu" ala Orang Jepang

Paling enak mungkin kalau ulang tahun di Jepang ya. Seorang "senpai" orang Indonesia, segedung tapi di lab yang lain, sekarang sudah pulang, pernah bercerita. Dia ulang tahun dan ingin mengajak beberapa teman selabnya makan di luar. Seperti kita di Indonesia saat merayakan hari kelahiran, mentraktir orang.
Namun apa yang terjadi pada saat hendak membayar, teman-temannya yang lain ngitung dan pada kumpulin uang, kecuali dia tidak dimintai. Loh, kan saya yang ulang tahun. Ya, karena itulah, karena kamu ulang tahun, merayakan hari bahagia, harusnya kamu yang "ditreat", bukan sebaliknya. Teman saya katanya cuma bisa melongo. Oh begitu. Hehehe.
Saya tidak tahu apakah ini secara umum orang Jepang seperti ini ataukah cuma pada kasus senior saya yang seperti itu. Ngumpul-ngumpulin uang untuk membayar makan. "Betsu-betsu". Bayar sendiri-sendiri. Itu yang sering terjadi diantara kawan sebaya saat makan atau kumpul-kumpul di luar. Jarang sekali ada traktiran kecuali dari Professor ke muridnya mungkin.
Bahkan beberapa kali saya ikut pertemuan ilmiah di beberapa kota di Jepang, ada memang jamuan makan malam oleh tuan rumah. Tapi untuk ikut itu kita harus bayar loh. Setelah itu, biasanya akan dilanjutkan lagi dengan kumpul di restoran mana yang dipilih sensei tuan rumah. Dia akan mengundang beberapa orang sensei, mungkin juga mahasiswanya, mereka yang dianggap dekat untuk ngobrol, minum dan makan lagi. Biasa sampai lewat tengah malam.
Dan di akhir, salah seorang akan meminta "bill", menghitung biaya secara keseluruhan dibagi jumlah orang yang hadir di tempat itu. Hahaha. Tidak ada traktiran. Untungnya saya tidak ditagih, kalaupun iya cukup 1000 yen, sekitar 100 ribuan. Tadinya saya berpikir, baik sekali professor yang jadi tuan rumah ini, ternyata tetap betsu-betsu.
Bayangkan kalau di Indonesia, ada tamu, kita ajak makan terus di akhir, "Pak, semuanya 500 ribu, bapak bayar 250, saya 250". Pasti aneh kan, dan bukan kita sekali orang Indonesia.
Apakah orang Jepang pelit? Tidak juga, budaya mereka memang serupa itu. Mereka menganggap bahwa mentraktir, membelikan orang sesuatu itu seperti "hutang" yang harus dibalas suatu ketika. Bahkan jika itu cuma sekaleng kopi dari vending machine yang harganya cuma 100-an yen.
Kalau ajakan makan, atau pemberian kita sudah diterima, berarti itu tanda kita sudah benar akrab dengan mereka. Mereka telah mau membuka diri, menganggap kita temannya dengan menerima pemberian kita, apalagi kalau mereka menyukai itu. Ini salah satu tips untuk dekat dengan orang Jepang loh.
Cuma ternyata ada juga yang parah, (saya pindahkan komentar salah seorang kawan di bawah keatas). Betsu-betsu saat kencan. Katanya ada seorang Jepang yang punya pacar cewek bule. Saat selesai makan mungkin, di kasir, cewek bule ini sengaja tidak mengeluarkan dompetnya. Tapi pacar Jepangnya berkeras "Betsu-betsu", dan langsung bubarlah mereka saat itu. Hahaha. Parah.
Jadi jika suatu ketika nanti ada teman-teman yang berkunjung ke Jepang, mohon maaf jika saat saya ajak makan dan tanpa sadar saya bilang ke pelayannya, "Betsu-betsu". Hehehe.
(Kanazawa, 280116)