Latest News
joko hendarto universitas hasanuddin dokter malaria

Natto, Si Tempe Jepang

Ini namanya "Natto", beberapa teman memplesetkannya jadi tempe Jepang. Ya, dari kedelai juga yang difermentasikan dengan ragi yang saya lupa namanya, pokoknya ada kata natto-nya.
Tekstur makanan satu ini agak menyeramkan. Lengket-lengket, berlendir.. Melihat kawan saya seorang Rusia suka sekali makan makanan satu ini, saya jadi bergidik. Apa enaknya ya? Katanya dia malah makan natto hampir tiap hari. Kalau abang yang lain seorang ahli farmasi dari kota tetangga, Toyama, yang juga doyan natto ini disini, katanya makanan ini luar biasa sehatnya. Punya efek anti trombosis lagi. Karena yang bicara farmacist dan pintar masak, saya percaya. 
Tapi tidak suka itu dulu ya. Entah kenapa beberapa hari jadi penasaran dengan tempe Jepang ini, dan mulai menyimpan stoknya di kulkas. Saya khawatir jadi mirip para politisi yang dulu kalah perang dan berteriak "Pokoknya tidak suka sama bapak satu itu. Titik!", walau kini banyak yang pura-pura lupa dan mulai mendekat. Saya kira mungkin begitulah juga cerita antara saya dan natto ini.
Cara makannya simpel, campurkan sebungkus natto pada nasi panas, aduk, kalau anda boleh makan soyu katanya enak dicampurkan. Begitu saja. Tidak seribet tempe kita di Indonesia yang tak bisa dimakan mentah. Tapi saya kira tempe goreng dan tempe mendoan tetap makanan juara sedunia. (Jadi ngiler ingat mendoan dengan cabe hijaunya)
Saat saya menceritakan soal natto ini pada kawan di lab, dia ngajar cara enak katanya makan natto dengan nasi panas yang biasa dia lakukan. Caranya? Tambahkan sebutir telur mentah. Saya nanya, kuningnya doang? Tidak, semuanya dengan putih telurnya juga.
Waduh, membayangkan tekstur makanannya, saya jadi belum berani. Tanpa telur mentah saja, nasi yang dicampur natto sudah cukup berlendir. Apalagi kalau dicampur telur mentah ya. Tapi mungkin suatu ketika nanti harus dicoba ini. Bagi kawan-kawan Jepang, mereka terbiasa makan telur mentah, katanya manis. Kalau kita yang disuruh makan telur mentah, jadi lebih mirip makan kuliner ekstrim.
Loh kok, saya malah nulis-nulis tentang natto ini ya. Maaf, susah tidur. Tapi kalau anda ke Jepang, serius ini harus dicoba. Saya kira tak perlu khawatir, kacang kedelai halal bukan. Tinggal soyunya. Kalau saya, makannya pake kecap ikan. Indonesia sekali. Selamat mencoba natto.